Al
Azhar dalam merespon kondisi terakhir menyerukan 10 butir pernyataan
yang disampaikan di media- media Mesir juga dimuat dalam situs resmi
Masyikhah Al Azhar onazhar.com (7/6/2013), demikian pernyataan tersebut:
Al Azhar sebagai lembaga keilmuan dan nasional, sebagai pemersatu
umat sepanjang sejarahnya menyeru kepada seluruh rakyat baik pribadi
maupun jama’ah, partai politik maupun independen dengan 10 nasihat,
sebagai kewajiban nasional di waktu yang genting ini:
1.Seluruh pihak, seluruh kelompok politik, pemikiran, maupun
keagamaan sepakat atas piagam Al Azhar pertama setelah revolusi pada 20
Januari bahwa negara yang dikehendaki rakyat dan didukung syariat Islam
adalah negara nasioanal berdemokrasi berundang-undang modern. Dan
merespon kondisi transisi yang dimulai pada 4 Juli perlu kita mengingat
bahwa darurat diterapkan sesuai porsinya, dan tidak semestinya kita
menambah proses transisi ini dari perubahan undang-undang dan
pelaksanaan pemilu secepatnya, baik parlemen maupun presiden, agar
segera kembali pada kondisi demokrasi yang datur undang-undang yang
dikehendaki oleh rakyat.
2. Al Azhar menyeru dengan segera untuk membebaskan para pemimpin
yang ditangkap, aktivis politik serta para pemimpin partai, serta member
ganti rugi terhadap keluarga mereka yang syahid yang meninggal di
jalanan Mesir untuk dua kedua belah pihak dengan memandang mereka
sebagai warga Mesir meski memiliki perbedaan pandangan dalam politik.
3. Diharuskan bagi seluruh upaya perbaikan nasional antar kelompok
politik dibangun atas dasar bahwa Mesir hak bagi setiap warga negaranya,
sebagaimana perlu kepada setiap media masa untuk memegang prinsip kode
etiknya dan sebagian media hendaknya menghentikan penyebaran kebencian
dan provokasi. Sebagaimana Al Azhar mengecam penutupan beberapa kanal
agama dan lainnya, meski kami berbeda pendapat dengan gaya penyampaian
siarannya.
Dan wajibnya melakukan upaya penyidikan secara hukum dengan segera
dan melakukan proses hukum atas jatuhnya korban syahid yang berjumlah 20
orang yang terbunuh karena “berhala” kebangkitan Mesir, hanya
disebabkan karena mereka mengungkapkan pendapat mereka secara damai-yang
mana Al Azhar membolehkannya bagi seluruh warga Mesir-, demikian juga
untuk seluruh korban di berbagai propinsi Mesir dan kotanya, apapun
afiliasi dan pemahaman mereka.
4. Al Azhar Asy Syarif mengungkapkan kesedihannya yang sangat
mendalam saat beberapa pihak yang mengusir orang-orang yang berjenggot
dan wanita yang menggunakan cadar di ibu kota Mesir yang merupakan
jantung Islam, yang memiliki ribuan menara dan di dalamnya ada Al Azhar.
Serta prihatin dengan serangan terhadap tentara Mesir atau aparat
kemanan, serta perlunya membedakan antara orang-orang yang berpenampilan
religius-dan setiap pribadi dari kita kita adalah religious,
alhamdulillah- dengan mereka memilih jalan terorisme dan kriminal
sebagai cara untuk mengahdapi jama’ah nasional.
5. Tidak ada tempat untuk seluruh bentuk tindakan diskriminasi di
Mesir, dan seluruh negara mengalami dinamika demokrasi, sampai
negara-negara yang benar-benar menikmati demokrasi di Eropa maupun
Amerika tatap ada gerakan dan Mesir pun menghadapi hal yang demikian.
Dan sesungguhnya hasil yang paling besar dari revolusi kita adalah
bebasnya dari belenggu ketakutan. Dan setiap pihak hendaklah bisa
mengimbil pelajaran. Dan rakyat kita adalah rakyat yang terhormat yang
tidak memiliki keinginanan memperoleh kebebasan dan demokrasi lebih
rendah daripada pihak lain.
6. Al Azhar menegaskan bahwa kepemimpinan berada di tangan rakyat
dalam bingkai undang-undang, dan militer nasional kita mengatahui
tugasnya dalam menjaga perbatasan dan negara, maka dalam perpolitikan
ada ahlinya sebagaimana dalam peperangn ada ahlinya, sebagaimana dalam
masalah hukum ada ahlinya demikian juga dalam masalah ilmu. Dan kami
kami selalu menyampaikan kepada militer untuk menjauh dari perpolitikan
meski ada pihak-pihak yang mencoba menariknya ke sana.
7.Al Azhar menegaskan menganai hak setiap partai politik Mesir
termasuk partai Al Hurriyah wa Al Adalah untuk ikut serta dalam
perpolitikan dan aparat bertanggung jawab untuk melindungi mereka semua
dan mengubur seluruh bentuk ungkapan provokatif dan menumbuhkan
kebencian antar kelompok politik dan pemikiran dalam rangka mewujudkan
perdamaian dalam masyarakat dan menjaga kebebasan.
8. Perlunya diumumkan nama-nama pihak komite konsolidasi nasional dan
seluruh panitanya kepada masyarakat nasional dengan segera mencakup
seluruh pihak agar mereka segera memulai pendapat mereka menyampaikan
pendapat mengenai langkah-langah yang membangun saling percaya. Demikian
pula bersegera untuk membentuk pemerintahan teknokrat non partai untuk
mendorong dengan cepat pertumbuhan dan penyempurnaan hukum dalam
pelaksanaannya hingga demokrasi sipil tampil dalam pentas perpolitikan.
9.Keharusan dibentuknya panitia dalam mengoreksi kembali
undang-undang yang disepakati untuk perlu dirubah yang merupakan
ungkapan seluruh rakyat Mesir dari seluruh lapisannya. Kita berada di
masa demokrasi sehingga bentuk negara dan masyarakat khususnya muatan
syrai’at Islam dan yang berhubungan dengan non-Muslim adalah harga mati.
10. Wajib untuk menghentikan tindakan kekerasan dari seluruh pihak
dan menghindari pengkafiran dan tuduhan penghianatan serta menjaga
kehormatan dari warga Mesir yang suci serta hendaknya hanya menggunakan
cara politik saja dalam mengatasi pertentangan perpolitikan, hingga
tidak ditindak lanjuti dengan hal-hal berbahaya yang tidak mendukung
ishlah nasional.
Inilah sikap Al Azhar yang bertanggung-jawab terhadap seluruh warga
Mesir dan penunaian tugasnya tugasnya di lingkup nasional yang dipegang
taguh sepanjang sejarahnya dan tidak berubah dalam kondisi apapun. Allah
berfirman kebenaran dan Dia yang menjukkan jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar